100 Hari masa pemerintahan Jokowi-Maruf, turbulensi politik kerap terjadi. Mulai dari merangkul oposisi, hingga terobosan yang dinilai tidak biasa. Pengamat politik Yunarto Wijaya menilai, Joko Widodo mulai menampakkan wajah aslinya.
Pemerintahan Joko Widodo Maruf Amin telah berjalan seratus hari sejak pasangan ini dilantik pada 20 Oktober 2019 lalu. Berbeda dengan periode pertamanya, Jokowi tidak memasang target seratus hari di periode kedua. Meski demikian, langkah politik Jokowi penuh kejutan sepanjang tiga bulan pertama.
Dimulai dengan merangkul rival kontestasi pilpres, Prabowo Subianto, dan motor oposisi, Partai Gerindra, ke dalam pemerintahan. Hal ini seakan membongkar (dekonstruksi) fatsun politik. Kesakralan sejumlah posisi di kabinet dan lingkar istana juga dibongkar. Jokowi menunjuk CEO Gojek Nadiem Makarim (35 tahun) sebagai Mendikbud.
Posisi staf khusus yang biasanya diisi figur-figur senior, diserahkan kepada para milenial. Di bidang hukum, Jokowi membongkar independensi KPK dengan memasukkan dewan pengawas. Desentralisasi peraturan dibongkar melalui omnibus law. Sementara rencana relokasi Ibu Kota berlangsung seketika, seakan ingin membongkar kompleksitas pemindahan Ibu Kota Negara. Lantas, apa yang diinginkan Jokowi dengan berbagai politik dekonstruksi di awal periode keduanya?
#SatuMeja #Jokowi #100HariKerjaJokowi